Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2019

RECIPROCAL

                                                        RECIPROCAL            Ada peneliti membuat eksperimen pada seorang subjek dengan memberikan treatment agar subjek mengalami gejala Unwelt, Mitwelt dan Eigenwelt (Artificial Adversity). Tetapi anehnya subjek cukup mengerti beberapa dasar penelitian eksperimen. Selain itu ia juga melakukan eksperimen sosial dengan permainan Tic Tac Toe untuk meneliti korupsi (penyakit masyarakat). Dari eksperiman ini menunjukkan adanya beberapa variabel yang dominan, berupa: Korupsi, Kolusi, Nepotisme, Pr ostitusi, Perebutan Kekuasaan dan Prestise. Ternyata peneliti tadi masuk dalam pusaran korupsi.  Lagi pula Observer penelitiannya terkesan melakukan rekayasa data; ADA UANG ADA DATA. Misalnya subjek meninggal karena "diracuni" dikatakan bunuh diri.Makanan atau minuman subjek tanpa diketahuinya diberikan obat stimulan atau depresan. Selain itu terdapat "bahasa yang serba terbalik" sedih dikatakan senang, cukup berani dikataka

Survival

                                                                                   Survival Tulisan di bawah ini pernah menjadi konten di FB saya. Kurang lebih 44 tahun hidup di berbagai tempat orang-orang yang mengalami gangguan waham kebesaran, Sebagian dari kehidupan itu atau 25 tahun terakhir (sampai saat ini) telah menggunakan 3 sistem nilai untuk bertahan hidup serta meraih pendidikan yang cukup kemudian dapat bekerja di berbagai bidang pekerjaan. Ketiga sistem nilai tersebut adalah Attitudinal Values, Experiential Values dan Creative Values. Nilai-nilai itu dapat diwujudkan melalui realisasi filsafat hidup yang sekuler dan agama. 9 Agustus 2019   Kalau ada yang mempermasalahkan tentang ketiga sistem nilai itu berasal dari luar atau bukan berasal dari nilai-nilai asli bangsa Indonesia, saya kira pendapat itu keliru. Kalau mau ditelaah lebih jauh, bagaimana dengan sila pertama dalam Pancasila. Apa agama asli orang Indonesia? Jadi ada kurang lebih 19 ta

Delusi Grandeur

                                                                     Delusi Grandeur Tulisan di bawah ini pernah menjadi konten FB saya. Ada fenomena yang menarik yang mengemuka pada saat ini yaitu Delusi Grandeur (waham kebesaran). Hal itu terkait dengan kewenangan bertindak, misalkan seseorang terlalu memaksakan diri untuk jabatan tertentu atau melakukan sesuatu yang bukan kewenangannya karena merasa punya kemampuan istimewa, hak istimewa (raja). Orang yang mengalami gangguan waham kebesaran merasa diri punya kemampuan istimewa, terpanggil dalam misi-misi penyelamatan, pembaruan sosial, politik, diutus oleh  Tuhan, pahlawan, superhero dan sebagainya. Penderita tampak normal dalam berbicara, mengungkapkan emosi, dan bertingkah laku lainnya, serta terkesan meyakinkan, misalnya: eksekutif perusahan atau profesional yang licik, tokoh-tokoh politik, agama yang fanatik, pasangan kekasih atau suami istri yang pencemburu, penjahat berdarah dingin, dan sebagainya. Mereka terlibat dalam

Mengkritisi Proses dan Hasil Pemilu 2019

                                                          Mengkritisi Proses dan Hasil Pemilu Tulisan di bawah ini adalah pernah menjadi konten di FB saya. Tanggal, bulan dan tahun diakhir setiap paragraf merupakan waktu diposting konten tersebut. Dalam sengketa pemilu Pilpres 2019 semoga MK tidak melakukan kesalahan Tipe II atau Kesalahan Tipe I, sehingga yang benar-benar besar kemungkinan q akan q, dan yang besar kemungkinan p akan p berdasarkan inferensi yang memiliki validitas yang sangat tinggi.11 Juni 2019 Masih berhubungan dengan kedudukan Ma'ruf Amin di Bank Mandiri Syariah dan BNI Syariah sebagai Dewan Pengawas, aneh kalau bukan masuk karyawan atau pejabat perusahan. Mengingat dewan pengawas syariah (DPS) berhubungan dengan kualiti kontrol. Jabatan Ma'ruf Amin itu setara dengan komisaris atau dewan komisaris kalau di perusahan perbankan lain. Menurut undang-undang No.1 Tahun 1995 tentang perseroan terbatas (PT), komisaris adalah organ PT yang bertugas melak

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN OTONOMI PADA REMAJA (bagian pertama)

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN OTONOMI PADA REMAJA Jantje Rasuh ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri dan otonomi pada remaja. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubunga positif antara konsep diri dan otonomi pada remaja. Penelitian dilakukan pada Sekolah Menengah Atas Tarsisiuus I Jakarta Pusat. Responden adalah seluruh siswa jurusan ilmu Pengetahuan Sosial yang berjumlah 52 orang. Pengambilan data dilakukan dengan metode skala konsep diri ( r it=0,86) dan skala otonomi ( r it=0,80). Pemgujian hipotesis mengunakan teknik analisis korelasi product moment dari Pearson dengan bantuan SPSS for Window versi 11.5. Koefisien korelasi yang diperoleh dalam penelitian ini r xy =0,783;p<0,01. Koefisien determinasinya r xy=0,613). Hal ini berarti terdapat hubungan yang positif antara konsep diri dan otonomi pada remaja. Dengan demikian disarankan remaja perlu berlatih dalam pengambilan keputusan dan belajar mengungkapkan d
GAMBARAN UMUM USAHA JASA NOESIS Nama Usaha        : NOESIS Kata Noesis berhubungan dengan Nous yang berasal dari bahasa Yunani. Nous berarti suatu kekuatan (Power) yang dapat melengkapi akal pikiran manusia dengan gagasan abstrak yang universal. Penggunaan kekuatan tersebut disebut Noesis. Kata ini kemudian menjadi nama usaha Noesis yang bermakna: suatu energi psikis yang menggunakan kekuatan pikiran dan ilmu pengetahuan untuk menelaah masalah-masalah sosial. Visi     : Noesis merupakan usaha individu di bidang penelitian, independen, mencari kebenaran dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Misi    : Ø   Mengupayakan penelitian yang menghasilkan data memiliki validitas dan reliabilitas tinggi. Ø   Menelaah masalah-masalah sosial. Ø   Memiliki integritas moral yang tinggi, nurani keilmuwan yang kokoh dan tajam, peduli pada sesama serta lingkungan. Ø   Membuat laporan penelitian, mempublikasikan dalam bentuk artikel, opini dan buku. Ø   Bekerjasama dengan lembaga