Langsung ke konten utama

Survival




                                                                                   Survival

Tulisan di bawah ini pernah menjadi konten di FB saya.

Kurang lebih 44 tahun hidup di berbagai tempat orang-orang yang mengalami gangguan waham kebesaran, Sebagian dari kehidupan itu atau 25 tahun terakhir (sampai saat ini) telah menggunakan 3 sistem nilai untuk bertahan hidup serta meraih pendidikan yang cukup kemudian dapat bekerja di berbagai bidang pekerjaan. Ketiga sistem nilai tersebut adalah Attitudinal Values, Experiential Values dan Creative Values. Nilai-nilai itu dapat diwujudkan melalui realisasi filsafat hidup yang sekuler dan agama. 9 Agustus 2019

 Kalau ada yang mempermasalahkan tentang ketiga sistem nilai itu berasal dari luar atau bukan berasal dari nilai-nilai asli bangsa Indonesia, saya kira pendapat itu keliru. Kalau mau ditelaah lebih jauh, bagaimana dengan sila pertama dalam Pancasila. Apa agama asli orang Indonesia? Jadi ada kurang lebih 19 tahun saya mungkin menginternalisasi nilai-nilai yang ada pada Pancasila. Hal itu terjadi di tempat saya berdomisili dan saat menempuh pendidikan formal dengan mengikuti penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) dan mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (P4). Pada tahun 2001 saya pernah diajak oleh seorang romo untuk menghadiri seminar tentang kebesan dari prespektif pemikiran dari Hannah Arendt yang dihubungkan dengan problem bangsa Indonesia yaitu korupsi, di Kompas Gramedia Jakarta Selatan. Pada proses diskusi atau tanya jawab ada seseorang yang mengusulkan untuk menciptakan filsafat asli model orang Indonesia. Kemudian seorang yang lain berkata dari katanya saja (filsafat) sudah berasal dari bangsa lain, bagaimana mau menciptakan khas bangsa Indonesia ? Beberapa bulan kemudian saya menjadi mahasiswa psikologi, dan di semester I saya menempuh sala satu mata kuliah umum yaitu mata kuliah Pancasila. Dari mata kuliah itu saya mengenal namanya Filsafat Pancasila. 12 Agustus 2019.

The Game
Ada 2 tekanan yang mereka lakukan pada saya yaitu "beta press" dan "alfa press" yang berasal dari teori Henry Alexander Murray tentang kepribadian (kebutuhan / need). Saya dijadikan Main Hero (orang yang paling banyak diceritakan tentang perasaan atau emosi, dan pikiran-pikiran subjektifnya. Selain itu adanya permain kartu-kartu TAT pada orang lain. Kemudian kebutuhan -kebutuhan mereka itu diarahkan pada saya sehingga menjadi suatu tekanan. Berikut ini adalah jenis-jenis tekanan dan kebutuhan menut Murray.
beta press da alfa press
1.Tidak ada dukungan keluarga
- Pertentangan kultural
- Disiplin yang berubah
- Orang tua berpisah
- Ketidak hadiran orang tua: ayah dan ibu
- Orang tua sakit :ayah, ibu
- Orang tua berbeda . ayah dan ibu
- Kemiskinan
- Keluarga tidak tentram
2. Bahaya atau kemalangan
- Tidak ada dukungan fisik, tinggi air
- Kesndirian, kegelapan
- Cuaca buruk, kilat
- Kebakaran, kecelakaan, binatang
3. Kekurangan atau kehilangan makanan, harta benda, persahabatan, variasi.
4. Penyimpanan: makanan, benda-benda
5. Penolakan, tidak peduli dan cemooham
6. Saingan orang seusia yang menunjukkan sikap bermusuhan.
7.Kelahiran saudara kandung
8. Agresi: perlakuan buruk oleh laki-laki atau perempuan yang lebih tua, perlakuan buruk orang-orang seusia atau orang-orang yang suka bertengkar.
11. Pertolongan, tuntutan akan kelembutan.
12. Rasa hormat, pujian dan penghargaan
13. Afiliasi persahabatan
14. Seks: kesempatan mengalami rayuan, heteroseksusal, homoseksual, persetubuhan orang tua
15. Penipuan dan pengkhianatan
16.Perasaan rendah diri: fisik, sosial, intelektual.
beta press: nilai objek-objek lingkungan sebagaimana dipresepsikan atau diinterpretasi individu. alfa press: sifat-sifat dari objek lingkungan sebagaimana terdapat dalam kenyataaan atau sebagaimana disingkapkan oleh penyelidikan objek.
Kebutuhan-kebutuhan
1. Kebutuhan yang dimotivasi oleh keinginan untuk mencapai kekuasaan, kekayaan, prestisa, pengetahuan atau prestasi, kreatif: Achievement, acquisition, aggression, construction, counteraction, dominance, exposition, recognition, Understanding. Achievement: Menyelesaikan sesuatu yang sulit, menguasai, memanipulasi atau mengatur benda-benda fisik, manusia atau ide-ide. Melakukan hal-hal di atas secepat dan semandiri mungkin, mengatasi rintangan-rintangan, dan mencapai standar yang tinggi, mengunggulkan diri, menyaingi, dan mengungguli orang lain. Meningkatkan harga diri dengan menyalurkan bakat secara berhasil. Bekerja mencapai suatu yujuan dengan energi, daya tahan dan kepastian tujuan. Menuntaskan suatu pekerjaan secara prima, dan menjadi ambisius, kompetitif, penuh aspirasi. Understanding: mencari ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan. Mencoba memahami hubungan antara suatu objek atau kejadian dengan objek atau kejadian lain. Berdikusi dan berargumentasi untuk meningkatkan pengetahuan. Mencoba menghubungkan pikiran dengan fakta. Menganalisi kejadian dan menggeneralisasikan.
2. Kebutuhan yang dimotivasi oleh afeksi, kekaguman, simpati, cinta dan ketergantungan / dependensi: affiliation, deference. sex dan succorance.
3. Kebutuhan yang dimotivasi oleh keinginan akan kebebasan, p[erubahan, perangsangan (oxcitement) dan permainan: autonomy, change; travel, adventure, excitance, dissipation, playmirth.
4. Kebutuhan lain-lain: abasement, blame avoidance, cognizance, harm avoidance, passivity, rejection, retention, sentience.


Kartu-kartu TAT (Thematic Apperception Test).
Saya tertarik membahas kartu 5. Kartu 5 gambar tentang seorang wanita tengah baya sedang berdiri dan melihat di ambang pintu dengan membuka pintu separuh. Gambar ini cerita simbolis akan ketakutan diketahuinya perilaku masturbasi , juga kecendrungan Voyeurisme (suka mengintip) dan biasanya berbau seksual. Testi wanita sering mengungkapkan rasa takutnya, misalnya takut diancam perampok atau takut diserang. Sedangkan pada testi laki-laki sering terungkap cerita yang mengambarkan laki-laki yang menolong wanita dalam kesulitan. Kartu ini juga berhubungan dengan seminari tempat saya belajar dulu pada tahun 1994 -- 1995. Saya kira yang pernah belajar di seminari itu tau apa yang saya maksudkan.
Lanjutan dari The Game.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keabsahan

                                                                               Keabsahan Berdasarkan ijazah S1 saya dengan nomor seri ijazah: 16278/SD/F.Psi./05 yang dikeluarkan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, saya dinyatakan lulus S1 psikologi tanggal 30 Juni 2005. Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta terakreditas pada tanggal 23 Juni 2000 berdasarkan keputusan badan akreditas nasional perguruan tinggi Depertamen Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor: 012/BAN-PT/AK-IV/VI/2000. Masa berlaku akreditas itu jangka waktunya 5 tahun dan akan berakhir pada tanggal 23 Juni 2005. Jika ditinjau dari masa berlaku akreditas Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma / USD ijazah S1 saya dikeluarkan atau saya dinyatakan lulus S1 psikologi setelah masa berlaku akreditas telah jatu tempo. Artinya telah lewat 7 hari.             Akan tetapi saya lulus ujian sarjana pada tanggal 7 Juni 2005, telah menyelesaikan semua persyaratan akademik untuk me

Permasalahan Anak Usia Sekolah Dasar

Permasalaha Anak Usia Sekolah Dasar Gerakan pembentukan karakter begitu gencar dibicarakan saat ini seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran tentang betapa penting pembentukan karakter. Menurut Stephen R Covey (2004) 90 persen nilai kepemimpinan adalah karakter. Sementara penelitian yang dilakukan di Harvard University menunjukkan 80 %   perilaku seorang pemimpin tergantung pada karakter personal orang tersebut (Warren Benis, dalam Educare Mei 2009). Dalam pembentukkan karakter perlu juga diperhatikan problem atau situasi konkrit yang dialami subjek atau anak didik. Sehingga pembentukan karakter itu bertolak dari permasalah real serta berbasis data. Saat upaya memahami pribadi anak didik kebanyakkan mengunakan teori yang berasal dari dunia barat.   Oleh karena itu, penelitian ini berupaya mengetahui permasalahan yang dialami oleh anak usia sekolah dasar secara kontekstual. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan referensi dalam memahami permasalahan anak usia

Lanjutan The Game

The Game Gambar di bawah ini adalah tes melengkapi gambar atau Wartegg. Dalam tes ini terdapat 8 stimulus yaitu: stimulus 1; Titik, stimulus 2; garis kecil menggelombang, stimulus 3; Tiga garis kecil yang menaik secara teratur, stimulus 4; segi empat hitam, stimulus 5; dua garis miring yang berhadapan, stimulus 6; garis-garis horizontal dan vertikal, stimulus 7; titik-titik membentuk setengah lingkaran, stimulus 8; garis lengkung. Tes ini sebenar alat ukur proyektif yang mau mengungkapkan profile testee dengan analisis profile berupa: emosi, imajinasi, intelek, dan aktifitas yang kemudian terjabarkan dalam dinamika psikologis melalui melengkapi gambar namun mengandung konflik dan dinamika. Akan teapi tes ini digunakan dalam sebuah permainan yang memakan korban (tumbal), kasus prostitusi dan korupsi, dll. Stimulus yang dimainkan berhubungan dengan saya yaitu stimulus 5. Stimulus ini dapat dibuat menjadi jalan, bangunan, rumah atau gedung, alat transportasi (darat, l