KB Alami dan Penentuan Jenis
Kelamin
Apa jadinya kalau suatu bangsa penduduknya tidak ber-KB . Dapat
diprediksi bangsa tersebut akan mengalami lonjakan pertumbuhan penduduk yang
begitu pesat. Kepadatan penduduk tidak dapat dihindari. Hal ini dapat
menghambat laju pertumbuhan ekonomi. Apalagi kalau penduduknya kurang memiliki
etos kerja, daya saing dan sumberdaya manusia yang mumpuni. Jumlah anak
terlantar dan fakir miskin akan meningkat tajam. Jumlah penduduk bangsa
Indonesia menurut data BPS berjumlah 275,77 juta.
Ada berbagai cara yang sudah dilakukan untuk
mengendalikan pertumbuhan jumlah penduduk misalnya, Pil KB, alat kontrasepsi,
vasektomi dan tobektomi, ada yang tidak bisa diterima oleh budaya atau agama
tertentu.
Berkaitan dengan budaya dalam hal mengontrol angka
pertunbuhab penduduk, hal yang sama dapat terjadi pada penentuan jenis kelamin
untuk anak pertama pada suatu keluarga. Dimana ada budaya tertentu yang tidak
menginginkan atau tabu kalau anak pertamanya perempuan. Contohnya kasus
yang dialami oleh bapak Josep R (bukan nama yang sesunguhnya) yang memiliki
anak pertama berjenis kelamin perempuan berinisial N. Budaya yang ia
tempati pada saat anak pertamanya lahir tidak menghendaki atau menolak kalau
anak tertua perempuan. Akibatnya anak itu dipelihara olah saudara laki-lakinya
namun tetap mendapat tekanan secara budaya. Dari kasus-kasus lonjakan
penduduk dan pengunaan alat KB hingga penentuan jenis kelamin anak pertama
menarik untuk didiskusikan.
KB alami merupakan tindakan yang dilakukan oleh pasangan
suami istri dengan menghidari hubungan sex pada saat menjelang masa subur atau
ovulasi hingga berakhirnya masa subur. Ovulasi adalah pelepasan sel telur atau
ovum yang sudah matang dari ovarium (idung telur). Peristiwa ini dapat
diketahui dengan munculnya gejala pada wanita yang mengalami ovulasi misalnya:
sakit kepala, pusing, mengantuk, tidak bersemangat, gelisah, timbulnya jerawat,
mual, sakit perut di bagian bawah dan sebagainya. Tanda –tanda itu dapat
menentukan kira-kira permulaan dan berakhirnya waktu subur dalam siklus haid.
Waktu subur hanya berlangsung tidak lebih dari 24 jam.
Siklus haid
terdiri dari haid pendek, biasa dan panjang. Daur haid pendek berlangsung 24
hari. Daur haid biasa terjadi selama 28 hari. Daur haid panjang selama 36 hari.
Yang mengpengaruhi lamanya daur haid adalah masa pra ovulasi. Sedangkan jumlah
hari sesudah ovulasi berjumlah 14 hari. Hari ke- 28 adalah hari awal menstruasi
untuk daur biasa. Gambarannya sebagai berikut:
Daur haid pendek
yang terjadi selama 24 hari,
Ovulasinya atau
masa subur hari ke-10
Pra
ovulsi Ovulasi Menstruasi
---------------------------------------------------------------------------------------------
1
10
24
Daur Haid biasa 28 hari, ovulasi hari ke-14
Menstruasi hari ke-28
Pra
ovulsi Ovulasi Menstruasi
---------------------------------------------------------------------------------------------
1 14
28
Daur Haid 36 hari, ovulasi hari ke-22
Menstruasi hari ke-36
Pra
ovulsi Ovulasi Menstruasi
---------------------------------------------------------------------------------------------
1 22
28
Untuk menghindari kehamilan atau sanggama tidak dilakukan pada
saat menjelang ovulasi dan ketika ovulasi. Sanggama tidak dapat dilakukan pada
saat menjelang ovulasi karena spermatozoa atau disingkat sperma dapat hidup di
dalam rahim 3 sampai 5 hari. Namun sperma yang baik atau memiliki kemampuan
maksimal memasuki sel telur dibutuhkan waktu 24 jam berada di dalam uterus. Bisa
jadi fertilisasi atau kehamilan terjadi saat hubungan sex beberapa jam sebelum
ovulasi, dengan memperhatikan daya tahan sperma selama berada di dalam uterus (rahim).
Siklus
menstruasi pada wanita terdiri dari 3 fase. Pertama, fase poliferasi atau estrogenic
fase. Fase ini dimulai hari kelima sampai hari ke-14 darisiklus pada daur haid
biasa yaitu 28 hari. Pada saat ini hormone FSH (Folicle Stimulating Hormon)
merangsang proses pertumbuhan dan pematangan ovum. Selama proses pematangan ovum terjadi proses
pembentukan hormone esterogen yang akan menghambat pembentukan FSH dan memacu
pengeluaran hormone yang berasal dari Kelenjar Master of gland (hipofisis/ pituitari).
Fase sekresi, Fase ini kira-kira terjadi pada hari ke-14 sampai hari ke-28 pada
daur biasa. Pada hari ke-14 pecahnya folikel graf atau pada dinding luar ovarium
yang membuat ovum keluar atau ovulasi menyebabkan terjadinya perubahan folikel
Graaf menjadi korpus rubrum yang mengadung banyak darah, berubah menjadi kuning
karena dipengaruhi LH (Luteinizing Hormone). Selama fase ini bagian Rahim yaitu
lapisan Endometrium terus menenbal. Fase menstruasi, tahap ini berakhir 4
sampai 6 hari yang kira-kira dimulai pada hari ke-28 dari suatu siklus biasa.
Selama waktu ini darah, mucus, dan sel-sel epitel dikeluarkan sebagai darah
haid melalui rongga vagina. Apabila tidak terjadi kehamilan akan terjadi siklus
baru.
Jadi yang dimaksud dengan KB alami yaitu tidak meakukan
hubungan sex atau sanggama menjelang masa subur hingga berakhirnya ovulasi.
Kalau pada
KB alami yang menentukan atau menjadi tanda adalah gejala fisik saat ovulasi
pada wanita, pada penentuan jenis kelamin yang menentukan sperma dari pria dan
waktu melakukan sanggama. Dasar pertimbangannya adalah sel-sel kelamin (gamet)
pada laki-laki. Gamet pada laki-laki sudah puber terdapat 2 jenis yaitu: 22 kromosom
autosom + 1kromosom kelamin Y, dan 22 kromosom autosom + 1Kromosom kelamin X.
Ketika seorang laki-laki normal mencapai usia 12 hingga 16 tahun kelenjar pituitary
menghasilkan hormone gonadotrofin. Hormon ini kemudian memicu terjadinya
spermatosit primer mengandung 46 kromosom dengan komposisi 44 autosom dan 2
kromosom kelamin. Spermatosit mengalami pembelahan sel meiosis I menjadi 2
macam spermatosit sekunder haploid yaitu 22 autosom + satu kromosom Y, dan 22
autosom + sebuah kromosom X . Dari 2 sel spermatid itu terjadi pembelahan
menjadi 4 sel spermatid dengan perincian: 2 sel spermatid 22 autosom + sebuah
kromosom Y, dan 22 autosom + sebuah kromosom X (22Y. 22Y dan 22X, 22X.).
Kemudian terus terjadi pembelahan hingga berbentuk spermatozoa yang terdiri
dari bagian kepala, tengah dan ekor. Singkatnya Spermatozoa yang jumlahnya menjadi
kira-kira 250 sampai 500 juta ketika dikeluarkan saat ejakulasi telah mengalami
proses pematangan dari spermatosit primer yang diploid hingga spermatozoa
haploid. Diploid berarti 2 sel kelamin (2n kromosom) dan haploid satu sel
kelamin (n kromosom).
Penentuan jenis kelamin itu terjadi menurut jenis sperma
yang memasuki sel telur atau ovum. Kalau yang memasuki sperma pembawa kromosom
Y maka yang terjadi anak laki-laki. Sedangkan kalau yang memasuki ovum sperma
pembawa kromosom X maka yang terjadi anak perempuan. Menurut Landrum Settles sperma
pembawa kromosom Y disebut androspermium dengan ciri-ciri kepala lebih kecil,
lebih membulat, bergerak lebih cepat tetapi masa hidup lebih pendek dibandingkan
dengan sperma pembawa kromosom X. Sperma pembawa kromosom X disebut
ginospermium dengan ciri-ciri lebih besar dari androspermium dan mengandung
kira-kira 4-5% lebih banyak bahan genetik.
Dari
ciri-ciri jenis sperma pembawa sel kelamin dapat dibuat hipotesis bahwa untuk
hubungan sex ketika terjadi ovulasi kemungkinan yang terjadi anak perempuan.Pada
waktu itu hormone-hormon wanita lebih banyak yang aktif , pecahnya dinding
ovarium (idung telur) peristiwanya seperti meletus gunung berapi cairan yang
keluar yaitu folikel menjadi korpus rubrum yang mengandung banyak darah yang
kemudian berubah menjadi badan kuning (korpus luetum) karena pengaruh Hormon
LH. Meskipun androspermium lebih cepat tetapi ginospermium lebih tahan terhadap
tekanan. Untuk menghasilkan anak laki-laki sebaiknya hubungan sex 20 jam
setelah terjadi ovulasi karena sel ovum yang melewati beberapa cairan saat
ovulasi semakin sedikit hormone atau cairan yang “membungkusnya”. Dengan
demikian androspremium yang memiliki daya paju lebih cepat memasuki sel telur
dari pada ginospermium. Sedangkan hubungan sex di penghujung hari ke-13 atau
beberasa jam sebelum ovulasi pada siklus 28 hari akan cenderung menghasilkan
anak perempuan. Itu karena ginospermium memiliki daya tahan lebih lama dari
androspermium.
Komentar
Posting Komentar