Gangguan Jiwa dan Kelas Sosial
Penelitian Holingshead (Dunham, 1964) bahwa masyarakat kelas sosial rendah diketahui tinggi prevalensi psikotik. Prevalensi neurotik lebih banyak pada kelompok sosial tinggi. Laporan penelitian yang dilakukan Dunham sendiri di tahun yang sama menemukan bahwa skizofrenia banyak dialami oleh kalangan masyarakat kelas bawah atau ke V. Kemudian Notosoedirdjo (1984), melalui penelitiannya di rumah sakit jiwa Surabaya melaporkan bahwa sakit jiwa (skizofrenia) banyak berasal dari keluarga kelas sosial rendah. Sedangkan Markam (2003) menulis masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi yang tinggi lebih banyak terdapat psikoneurosis verbal, sedangkan masyarakat dengan tingkat sosial ekonomi rendah lebih banyak terdapat neurosis fisik.
Nampak bahwa tingkat pendidikan sangat berhubungan dengan kelas sosial dan gangguan jiwa. Orang yang memiliki tingkat pendidikan rendah lebih berpotensi mengalami gangguan jiwa, sakit jiwa misalnya penyimpangan dalam seksualitas. Contohnya orang mau berhubungan sex, bersenggama atau bersetubuh dengan binatang, misalnya monyet.
Komentar
Posting Komentar