Langsung ke konten utama

Fenomena

 Membiarkan realitas itu bergulir sesuai alur realitas itu sendiri. Ia membentuk bola kecil kemudian menggelinding, berputar seiring dengan waktu, memantul terus hingga menjadi sebuah bola besar seperti bola dunia. Olahragawan mengamati, memainkan bola sesuai dengan bidangnya. Ilmuwan dalam bidang kesehatan mengamati dan "memainkan" virus yang berbentuk seperti bola, misalnya Covid-19. Ilmuwan yang berlatar belakang ilmu sosial juga mengamati dan memainkan "bola". Bola apa yang dimainkan oleh ilmuwan berlatarbelakang ilmu sosial?


Uang hasil lelang itu juga akan digunakan untuk membangun panti asuhan. Tempat ini akan diperuntukan bagi anak-anak pastor, romo { imam katolik yang tertabis menurut kitab hukum kanonik gereja katolik}, bruder, dan frater kongregasi MSC. Pada tahun 2005 ketika saya berada di Paroki Kedoya Jakarta Barat, seorang romo bercerita tentang pastor yang memperkosa rekan kerjanya saat menangani korban gempa bumi. Kasus ini dilaporkan kepada uskup, kata uskup gugurkan saja! atau diaborsi. Tahun 2001 seorang pastor MSC menghamili wanita untuk yang kedua kalinya. Yang pertama anaknya telah dititipkan ke panti asuhan di daerah Bogor Jawa Barat. Sedangkan yang kedua ini saya diajak seorang frater untuk menyelesaikan masalah ini dengan beberapa orang. Jadi wanita yang pertama beda dengan wanita yang kedua. Tahun 2010 -2012 ketika saya bekerja di Merauke ada seorang anak pastor berusia kira-kira 9 tahun akan dibawah ke panti asuhan Lagowan, Minahasa, Sulawesi Utara. Dari beberapa kasus di atas, uang hasil lelang itu akan digunakan untuk membangun panti asuhan di depan Biara Skolastika Kongregasi MSC Pineleng. Lokasinya dieberang jalan raya Manado-Tomohon.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Permasalahan Anak Usia Sekolah Dasar

Permasalaha Anak Usia Sekolah Dasar Gerakan pembentukan karakter begitu gencar dibicarakan saat ini seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran tentang betapa penting pembentukan karakter. Menurut Stephen R Covey (2004) 90 persen nilai kepemimpinan adalah karakter. Sementara penelitian yang dilakukan di Harvard University menunjukkan 80 %   perilaku seorang pemimpin tergantung pada karakter personal orang tersebut (Warren Benis, dalam Educare Mei 2009). Dalam pembentukkan karakter perlu juga diperhatikan problem atau situasi konkrit yang dialami subjek atau anak didik. Sehingga pembentukan karakter itu bertolak dari permasalah real serta berbasis data. Saat upaya memahami pribadi anak didik kebanyakkan mengunakan teori yang berasal dari dunia barat.   Oleh karena itu, penelitian ini berupaya mengetahui permasalahan yang dialami oleh anak usia sekolah dasar secara kontekstual. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan referensi dalam memahami permasalahan anak usia

The Way of the Heart

                                                                     The Way of the Heart                                                            (Tulisan di bawah ini dari FB saya) Menurut Jules Chevalier masalah sosial yang dialami masyarakat Perancis setelah revolusi di abab 18 adalah individualitas, egoisme dan sikap acuh tak acuh.Ia menganalogikan masalah-masalah tersebut seperti penyakit atau wabah. Untuk mengatasi masalah tersebut menurutnya Hati Kudus Yesus adalah obatnya.Orang perlu berdevosi kepada Hati Kudus Yesus untuk menghadapi masalah tersebut. Namun yang ia maksudkan adalah sebuah gaya hidup menurut hati atau cara hidup menurut hati (the way of the heart) yang bersumber pada hati Kudus Yesus, bukan semata-mata perbuatan ritual atau kultus. Kemudian saat ini ada sekelompok orang yang ingin spiritualitas tersebut relevan dengan permasalahan hidup yang dihadapi oleh umat dan masyarakat. Hal itu berpengaruh pada proses menjadikan Jules Chevalier sebagai ora

Persepsi Generasi Muda Katolik Terhadap Katekis dan Guru Agama

Persepsi Generasi Muda Katolik Terhadap Katekis dan Guru Agama Katolik. Jantje Rasuh Abstrak Generasi muda merupakan tulang punggung Gereja, bangsa dan negara. Eksisnya Gereja akan ditentukan oleh generasi mudanya.   Begitu juga dengan pelayanan pastoral Gereja Katolik yang membutuhkan orang muda untuk menjadi guru agama dan katekis. Guru agama Katolik berperan penting dalam pewartaan iman Katolik melalui kesaksian hidup, pendidikan dan pengajaran. Kurangnya orang muda untuk menjadi guru agama dan katekis menarik untuk dikaji. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mengetahui persepsi orang muda Katolik terhadap guru agama dan katekis. Penelitian dilakukan pada Sekolah Menengah Atas   Yoanes XXIII Merauke dan SMA Yos Sudarso Merauke. Responden berjumlah 214 orang kelas X sampai XII, terdiri dari 145 siswa SMA Yoanes XXIII dan 69 siswa SMA Yos Sudarso. Pengambilan data dengan metode angket, yaitu angket persepsi terhadap guru agama Katolik dengan nilai reliabilitas Internal