Langsung ke konten utama

                                                                        Hermafroditisme



Hermafrodit berasal dari mitologi Yunani yaitu "Hermes" dewa pencipta atletik dan filsafat ajaib, dan "Aphroditus" dewi percintaan. Secara umum ada dua tipe hermafroditisme : hermafroditisme sejati dan pseudohermafrotisme. Hermafroditisme sejati ialah kondisi seorang individu yang mempunyai jaringan testis dan ovarium,  atau interseks ovotestikular. Berdasarkan dua tipenya terdapat dua golongan gonada. Berikut 3 tipe hermafroditisme sejati:

1. Lateral, terdapat testi pada satu sisi dan ovarium pada sisi yang lain.

2. Unilateral, adanya ovotestis pada satu sisi dan ovarium atau testis pada sisi yang lain.

3. Bilateral, memiliki ovotestis pada kedua sisi.

Biasanya individu dalam keadaan ini memiliki kelainan kejiwaan, alat genitalia eksterna dan saluran kelamin mengandung jaringan testis dan ovarium. Untuk menenytukan apakah seorang individu dalam keadaan ini bersifat laki-laki atau perempuan secara biologis, dilakukan pemeriksaan kromosom kelamin. 

Pseudohermafroditisme adalah individu mempunyai salah satu jaringan gonada yaitu testis atau ovarium namun rudimenter atau tidaksempurna. Berdasarkan konstitusi kromosom pseudohermafroditisme dibedakan sebagai berikut:

1, Pseudohermafrodit laki-laki bersifat laki-laki,

Secara umum ciri-ciri fisik tampak seperti laki-laki atau perempuan dengan testis yang tidak sempurna, penis dan payudara tidak berkembang, tubuh berambut seperti laki-laki dan alat kelamin luar meragukan,

2. Pseudohermafroditisme laki-laki bersifat perempuan

Ciri-ciri fisik tampak seperti perempuan, payudara berkembang, berperilaku seperti wanita secara tidak sadar, gonada testis tampa jaringan ovarium, penis menyerupai klitoris yang besar, Tidak terdapat haid karena tidak ada jaringan ovarium,

3, Pseudohermafroditisme perempuan

Ciri-ciri fisik seperti laki-laki, alat kelamin luar meragukan, mempunyai ovarium tapi tidak sempurna,



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Permasalahan Anak Usia Sekolah Dasar

Permasalaha Anak Usia Sekolah Dasar Gerakan pembentukan karakter begitu gencar dibicarakan saat ini seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran tentang betapa penting pembentukan karakter. Menurut Stephen R Covey (2004) 90 persen nilai kepemimpinan adalah karakter. Sementara penelitian yang dilakukan di Harvard University menunjukkan 80 %   perilaku seorang pemimpin tergantung pada karakter personal orang tersebut (Warren Benis, dalam Educare Mei 2009). Dalam pembentukkan karakter perlu juga diperhatikan problem atau situasi konkrit yang dialami subjek atau anak didik. Sehingga pembentukan karakter itu bertolak dari permasalah real serta berbasis data. Saat upaya memahami pribadi anak didik kebanyakkan mengunakan teori yang berasal dari dunia barat.   Oleh karena itu, penelitian ini berupaya mengetahui permasalahan yang dialami oleh anak usia sekolah dasar secara kontekstual. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai bahan referensi dalam memahami permasalahan anak usia

The Way of the Heart

                                                                     The Way of the Heart                                                            (Tulisan di bawah ini dari FB saya) Menurut Jules Chevalier masalah sosial yang dialami masyarakat Perancis setelah revolusi di abab 18 adalah individualitas, egoisme dan sikap acuh tak acuh.Ia menganalogikan masalah-masalah tersebut seperti penyakit atau wabah. Untuk mengatasi masalah tersebut menurutnya Hati Kudus Yesus adalah obatnya.Orang perlu berdevosi kepada Hati Kudus Yesus untuk menghadapi masalah tersebut. Namun yang ia maksudkan adalah sebuah gaya hidup menurut hati atau cara hidup menurut hati (the way of the heart) yang bersumber pada hati Kudus Yesus, bukan semata-mata perbuatan ritual atau kultus. Kemudian saat ini ada sekelompok orang yang ingin spiritualitas tersebut relevan dengan permasalahan hidup yang dihadapi oleh umat dan masyarakat. Hal itu berpengaruh pada proses menjadikan Jules Chevalier sebagai ora

Persepsi Generasi Muda Katolik Terhadap Katekis dan Guru Agama

Persepsi Generasi Muda Katolik Terhadap Katekis dan Guru Agama Katolik. Jantje Rasuh Abstrak Generasi muda merupakan tulang punggung Gereja, bangsa dan negara. Eksisnya Gereja akan ditentukan oleh generasi mudanya.   Begitu juga dengan pelayanan pastoral Gereja Katolik yang membutuhkan orang muda untuk menjadi guru agama dan katekis. Guru agama Katolik berperan penting dalam pewartaan iman Katolik melalui kesaksian hidup, pendidikan dan pengajaran. Kurangnya orang muda untuk menjadi guru agama dan katekis menarik untuk dikaji. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mengetahui persepsi orang muda Katolik terhadap guru agama dan katekis. Penelitian dilakukan pada Sekolah Menengah Atas   Yoanes XXIII Merauke dan SMA Yos Sudarso Merauke. Responden berjumlah 214 orang kelas X sampai XII, terdiri dari 145 siswa SMA Yoanes XXIII dan 69 siswa SMA Yos Sudarso. Pengambilan data dengan metode angket, yaitu angket persepsi terhadap guru agama Katolik dengan nilai reliabilitas Internal